Peningkatanekspor kerajinan tangan dapat ditempuh pemerintah melalui - 21621695. vita1141 vita1141 13.02.2019 IPS Sekolah Menengah Pertama terjawab Peningkatan ekspor kerajinan tangan dapat ditempuh pemerintah melalui 2 Lihat jawaban Iklan Iklan
MeningkatkanEkspor Kerajinan Tangan. Produksi kriya atau kerajinan tangan merupakan penyerap tenaga kerja yang besar bagi negara-negara berkembang, termasuk Indonesia. Modal awal yang kecil, jam
JAKARTA- Kementerian Perdagangan (Kemendag) mencatat nilai ekspor produk kerajinan Indonesia ke Jepang mencapai 10,32 juta dolar AS pada Januari-Mei 2021. Hal ini menjadi angin segar khususnya bagi Usaha Kecil Menengah (UKM) di tengah pandemi. "Produk kerajinan tangan Indonesia seperti topi renda dan penutup kepala lainnya sangat digemari publik Jepang," kata Direktur Kerja Sama Pengembangan
Padaumumnya petani melakukan usaha budidaya tanaman bertujuan untuk memenuhi konsumsi, melalui dana Desa dapat diupayakan peningkatan pendapatan petani sebagai produsen benih tanaman pangan. Komoditas tanaman pangan yang memiliki potensi besar untuk dikembangkan sebagai "benih" adalah padi, jagung dan kedelai di daerah-daerah sentra
Caracara yang bisa ditempuh untuk meningkatkan ekspor adalah Menaikkan bea ekspor. Mengadakan devaluasi. Mengetatkan aturan ekspor. Memberikan subsidi kepada eksportir. 1, 2, dan 3 saja yang benar. 1 dan 3 saja yang benar. 2 dan 4 saja yang benar. Hanya 4 yang benar.
Carameningkatkan Ekspor Indonesia Kondisi Indonesia dalam bidang ekspor dan impor mengalami perubahan setiap tahunnya. Dilihat website Kemendag dalam statistik ekspor dan impor dari tahun 2018, telah terjadi kenaikan dari tahun sebelumnya. Dapat dilihat bahwa ekspor mengalami peningkatan sebesar 6.65% dan impor mengalami peningkatan sebesar 20.15%. Hal ini menjadi suatu yang kurang baik
Bisniscom, JAKARTA - Kementerian Perdagangan melalui Indonesian Trade Promotion Center Los Angeles (ITPC LA) berupaya lebih keras meningkatkan pangsa pasar fesyen dan dan kerajinan tangan di Amerika Serikat, khususnya di tengah pandemi Covid-19. Pandemi Covid-19 ini telah menyebabkan penurunan nilai impor AS dari beberapa negara mitranya
PeriodeJanuari-Mei 2021, ekspor kerajinan tangan ke negeri Sakura itu menembus angka US$ 10,32 juta. Di tengah pandemi, capaian ini memberi angin segar bagi pelaku usaha khususnya UKM Indonesia. Demikian ditegaskan Direktur Kerja Sama Pengembangan Ekspor Kementerian Perdagangan Marolop Nainggolan di Jakarta, Selasa (6/7/2021).
iymoO. JAKARTA – Kementerian Perindustrian menargetkan ekspor produk kerajinan Indonesia dapat meningkat hingga 9% pada 2019. Guna memacu ekspor tersebut, salah satu kebijakan strategis yang bisa dijalankan ialah penguatan Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia LPEI. Menurut Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto, selain memfasilitasi pembiayaan bagi pelaku IKM yang ingin melakukan ekspor, LPEI juga mampu berperan dalam pengembangan IKM melalui pembiayaan jangka 2018, pengapalan produk handycraft nasional mencapai US$1,2 miliar ke 50 negara, atau naik 4 kali lipat dibandingkan 1999 yang tercatat US$300 juta ke 20 negara. Negara tujuan utama ekspor antara lain Amerika Serikat, Jepang, Belanda, dan Inggris.“Beberapa catatan untuk peningkatan ekspor produk kerajinan, dari hasil diskusi dengan pelaku IKM [industri kecil dan menengah], antara lain membutuhkan pendampingan mengenai desain dan akses pendanaan,” kata Airlangga pada pembukaan Pameran Inacraft 2019 di Jakarta, Rabu 24/4/2019 Dia mengatakan industri kerajinan merupakan salah satu sektor industri kreatif yang mampu berkontribusi besar bagi perekonomian nasional. Industri kerajinan yang didominasi oleh IKM dinilai terus berkembang, sehingga mampu membuka lapangan pekerjaan.“Berbagai produk kerajinan yang dihasilkan oleh tangan-tangan terampil yang umumnya adalah para pelaku usaha industri mikro, kecil dan menengah ini tidak hanya untuk memenuhi pasar lokal saja, tetapi juga telah merambah ke pasar ekspor,” kata Menperin, Indonesia memiliki keunggulan dalam pengembangan industri kerajinan karena keragaman budaya yang menjadi ciri khas di masing-masing daerah. “Potensi lainnya adalah ketersediaan bahan baku yang berlimpah, menjadi keunikan tersendiri bagi produk kerajinan Indonesia,” ungkapnya. Bahan baku tersebut, antara lain kayu, rotan, bambu, keramik, serat alam, logam, perhiasan, lembaran kain, dan batu-batuan. “Saat ini juga sudah ada bahan baku dari hasil pengembangan teknologi modern.” Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News Konten Premium Nikmati Konten Premium Untuk Informasi Yang Lebih Dalam
peningkatan ekspor kerajinan tangan dapat ditempuh Pemerintah melalui1. peningkatan ekspor kerajinan tangan dapat ditempuh Pemerintah melalui2. peningkatan ekspor kerajinan tangan dapat ditempuh pemerintah melalui​3. 1. Peningkatan ekspor kerajinan tangan dapat ditempuh pemerintah melalui...a. kebijakan dumpingb. menaikkan bea eksporc. membatasi produk impord. pemberian subsidi ekspor​ 1. peningkatan ekspor kerajinan tangan dapat ditempuh Pemerintah melalui meningkatkan kemajuan ilmu pengetahuan dan kecintaan budaya bangsa 2. peningkatan ekspor kerajinan tangan dapat ditempuh pemerintah melalui​Melalui pasar bebas, maaf kalo salahMelalui perdangan bebas free trade Machigatte itara mōshiwakearimasen 3. 1. Peningkatan ekspor kerajinan tangan dapat ditempuh pemerintah melalui...a. kebijakan dumpingb. menaikkan bea eksporc. membatasi produk impord. pemberian subsidi ekspor​JawabanC. Membatasi produk imporPenjelasanhanya itu yang saya ketahui, kurang lebihnya mohon maaf dan seperti biasa Terkait
Jakarta ANTARA - Industri Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah UMKM di Indonesia memiliki potensi yang besar untuk menyasar pasar luar negeri melalui ekspor, khususnya di era revolusi teknologi saat ini. Namun, masih ada stigma yang menganggap bahwa melakukan ekspor di Indonesia sulit dan penuh dengan kendala. Hingga saat ini, kontribusi UMKM terhadap ekspor masih minim. Data Kementerian Koperasi dan UKM pada September 2022 mencatat bahwa kontribusi UMKM terhadap ekspor non-migas masih di posisi 15,7 persen. Jumlah tersebut masih rendah dibandingkan beberapa negara lain, seperti Singapura yang sebesar 41 persen, Thailand 29 persen, atau China 60 persen. Pengamat Ekonomi Digital dari Institut of Economic and Finance Indef Nailul Huda mengatakan masih rendahnya ekspor oleh UMKM disebabkan oleh sejumlah faktor. Mulai dari keterbatasan sumber daya manusia hingga kendala dalam produksi, baik dari segi kualitas, kuantitas, maupun standarisasi. UMKM, kata dia, masih kesulitan bersaing di pasar ekspor. "Kalau kita lihat misalkan dari segi produksi, dari pihak importir sana mau dia mengirimkan misalkan 100 ribu barang, tetapi terkadang UMKM kita tidak cukup. Makanya memang kontribusinya masih minim kalau kita lihat dari sisi kontribusi UMKM terhadap ekspor nasional," ujar Nailul saat dihubungi ANTARA, Jumat. Peneliti Institute for Development of Economics and Finance Indef Nailul Huda. ANTARA FOTO/Muhammad Bagus Khoirunas/aww/pri. Dia menilai, sebenarnya terdapat potensi besar dalam pangsa pasar domestik yang harus dioptimalkan terlebih dahulu sebelum UMKM dapat memanfaatkan potensi ekspor secara maksimal dan berdaya saing guna memanfaatkan peluang integrasinya ke pasar global melalui ekspor. Kegiatan ekspor sendiri sejauh ini masih memiliki imej sulit di kalangan pelaku UMKM, khususnya untuk hal-hal terkait birokrasi. Padahal, pada era revolusi teknologi saat ini, jalan masuk ke pasar global itu bisa dilakukan dengan integrasi ke platform digital. Dalam hal pemanfaatan teknologi untuk ekspor, Nailul menjelaskan hadirnya platform digital seperti e-commerce dapat dimanfaatkan oleh UMKM untuk memasarkan produk mereka tidak hanya di dalam negeri, tetapi juga hingga mancanegara. "Kalau kita lihat, potensi ke situ UMKM memanfaatkan e-commerce untuk ekspor memang ada, pasti ada," ujar Nailul. Baca juga Tasya Farasya raup Rp600 juta berkat "spill link" produk e-commerce Baca juga Menciptakan marketplace aman butuh kolaborasi semesta Setelah akses pasarnya dibuka oleh e-commerce, UMKM ditantang untuk bersaing dengan permintaan pasar global dan dituntut untuk memiliki strategi yang cerdas. Stigma atas sulitnya ekspor pun bisa dihilangkan dengan pengetahuan dan motivasi pelaku UMKM itu sendiri. Ditambah dengan dukungan dari berbagai pihak, termasuk e-commerce yang menjadi platform bagi pelaku UMKM untuk melakukan ekspor. Tingkatkan literasi SDM agar berdaya saing Potensi bagi UMKM lokal untuk melakukan ekspor sangat besar. Produk-produk lokal Indonesia memiliki keunikan, keaslian, dan kualitas yang dapat menarik minat pasar global. Produk kerajinan tangan, makanan dan minuman tradisional, tekstil, hingga produk alam lainnya memiliki potensi ekspor yang tinggi. Namun, Nailul menilai potensi ekspor tersebut masih belum bisa dimanfaatkan dengan maksimal oleh para pelaku UMKM. Salah satu penyebabnya karena kualitas sumber daya manusia SDM yang masih belum memadai, seperti salah satu faktor yang diulas sebelumnya. UMKM, kata dia, perlu meningkatkan kemampuan manajerial dan kualitas produk agar dapat bersaing secara global. Edukasi dan pelatihan yang lebih masif harus diberikan kepada pelaku UMKM agar mereka dapat meningkatkan kualitas produk dan manajemen bisnis mereka. Selain itu, pelatihan dan pendampingan kepada UMKM dalam hal literasi digital untuk ekspor juga penting untuk dilakukan. UMKM perlu mengadopsi teknologi baru, mengembangkan produk yang inovatif, dan meningkatkan kualitas produk mereka untuk memenuhi standar internasional. "Tugas dari dunia usaha, baik dari yang kecil maupun yang besar bisa berkontribusi di situ dan juga dari pemerintah tentunya memang harusnya mereka juga memberikan pelatihan secara lebih masif," kata Nailul. Platform e-commerce jadi enabler UMKM ekspor Dalam situasi ekonomi yang tidak stabil, diversifikasi pasar menjadi penting untuk menjaga kelangsungan usaha UMKM. Upaya UMKM untuk melakukan ekspor pun telah mendapat dukungan penuh dari pemerintah. Sistem dan mekanisme ekspor di Indonesia kini telah mengalami perkembangan yang signifikan. Pemerintah memberikan dukungan bagi UMKM yang berkeinginan untuk "go export" melalui implementasi Peraturan Pemerintah PP Nomor 7 Tahun 2021 tentang Kemudahan, Perlindungan, dan Pemberdayaan Koperasi dan UMKM. Nailul juga menekankan pentingnya peningkatan standar produk dan layanan. Pelaku UMKM perlu memperhatikan standar nasional Indonesia dan menjaga kualitas produk agar dapat bersaing di pasar ekspor. Sementara itu, terkait pemanfaatan platform digital, Nailul juga menyampaikan beberapa langkah konkret yang dapat dan telah dilakukan oleh e-commerce untuk mendukung ekspor UMKM. Baca juga Indeksi logistik e-commerce China pada Mei cetak angka tertinggi E-commerce harus mengambil peranan untuk memberikan edukasi dan pelatihan bagi pelaku UMKM. Dengan demikian, e-commerce tidak hanya berperan sebagai wadah bagi pelaku UMKM melainkan juga pendidikan tentang proses ekspor yang mudah. Selanjutnya, pelayanan ekspor melalui platform digital juga perlu ditingkatkan. E-commerce dapat mempermudah proses ekspor bagi UMKM dan meningkatkan jejaring dalam lapangan, misalnya dengan menyediakan penyuluh yang dapat memberikan informasi dan bimbingan kepada UMKM yang ingin ekspor, termasuk sistem pemasaran yang jitu untuk meningkatkan eksposur produk-produk UMKM. Dengan langkah-langkah tersebut, diharapkan UMKM Indonesia dapat memanfaatkan potensi ekspor dan meraih kesuksesan di pasar global. Solusi UMKM untuk ekspor sudah ada bersama e-commerce Sejumlah pelaku UMKM sudah membuktikan kemudahan ekspor melalui platform digital, meskipun berasal dari daerah hanya berjualan kerajinan tangan produksi rumahan. Pengalaman UMKM tersebut, nyatanya memantik perhatian netizen Twitter Indonesia. Dikutip dari akun Twitter Banyusadewa, yang mengetahui bahwa aksesoris handmade yang akan dibelinya dari toko online Pituyogbatikcraft, telah terjual hingga Singapura dan FIlipina melalui marketplace. “Iseng nanya lapaknya, dia rekomendasiin aksesoris yang ini. Dan katanya ini barangnya yang ini jg sering dipesen sama orang di Singapur sama Filipin. HAH? Gw baru tau kalo orang dari luar negri bisa pesen barang dari Indonesia lewat si toko oren! Ini seriusan yah?” ungkap Banyu. Adalah Hamidah Oktafiana, pemilik usaha Pituyogbatikcraft yang memasarkan produk batik dan aksesorisnya ke mancanegara. Sejak 2021, Hamidah membuka toko di e-commerce Shopee. Secara rutin, dia memproduksi puluhan produk menggunakan kain batik perca yang diperoleh dari industri batik lokal. Hamidah tidak menyangka karyanya yang membawa unsur budaya Indonesia itu berhasil terjual sampai ke luar negeri. “Hampir setiap bulan ada, produk gelang atau kalung terjual ke Filipina dan Singapura. Saya juga tadinya nggak tahu, tiba-tiba ada notifikasi aja, kalau produk saya sudah terjual di negara tersebut lewat program ekspor,” ujar Hamidah. Melalui Program Ekspor Shopee, Hamidah mampu memperluas jangkauan pasar Pituyogbatikcraft ke pasar global sekaligus mempromosikan budaya Indonesia ke luar negeri. Hamidah dan jutaan UMKM lainnya kini punya peluang lebih besar untuk bisa melakukan ekspor dengan mudah. Saat keterampilan, peluang, dan permintaan hadir, maka harapan untuk mewujudkan ekonomi Indonesia yang gemilang dari UMKM akan segera terwujud. Baca juga Bank Neo Commerce sediakan layanan tarik tunai "cardless" di Indomaret Baca juga Mendorong pertumbuhan baru di sektor e-commerce dengan Huawei Cloud Baca juga FUTR- imBee kolaborasi hadirkan Conversational Commerce di IndonesiaPewarta Fathur RochmanEditor Maria Rosari Dwi Putri COPYRIGHT © ANTARA 2023